Skip to main content

LO LKHENG HONG DAN SAHAM PANIN FINANCIAL


Follow my IG: lukas_setiaatmaja
IG: hungrystock


PNLF yang dahulu dikenal sebagai PT Panin Life Tbk berdiri pada tahun 1974 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa, dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1983. PNLF juga memiliki 46 persen saham PT. Panin bank, Tbk (PNBN). Maka dengan membeli saham PNLF, investor memiliki bisnis asuransi jiwa dan bank sekaligus. 

LKH membeli 850 juta saham PNLF pada Kwartal 3 tahun 2011 di harga sekitar Rp100 per saham. Laporan keuangan PNLF per akhir Juni tahun 2011 menunjukkan PNLF memiliki aset Rp 9 trilyun, total utang Rp3,1 trilyun dan total ekuitas Rp5,9 trilyun. Jumlah saham beredar adalah 24 milyar. Artinya, nilai buku per saham saat itu adalah Rp241. Padahal harga pasar saham hanya Rp100 (sekitar 41% dari nilai buku). Kinerja keuangan PNLF termasuk bagus. Penghasilan bersih PNLF di semester pertama 2011 adalah Rp1,5 trilyun, laba bersihnya Rp308 milyar dan laba per sahamnya Rp 12,8. 

LKH tertarik membeli PNLF karena memiliki 2 bisnis bagus, asuransi jiwa dan bank. Dengan harga Rp100, dan prediksi laba per saham selama 2011 adalah Rp40, maka Price Earnings Ratio (PER – harga saham dibagi laba bersih per saham) PNLF hanya 2,5 kali! Padahal PER saha yang awajar adalah sekitar 15 kali. Menurut LKH, PNLF juga memiliki tata kelola korporasi yang baik. Selama ini PNLF tidak pernah melakukan transaksi afiliasi yang bisa merugikan pemegang saham minoritas. Manajemennya juga memiliki rekam jejak dan reputasi yang baik.

LKH menyimpan saham PNLF selama 2 tahun dan menjualnya di tahun 2013 pada harga Rp260 dan meraup keuntungan sekitar Rp135 milyar. Setelah LKH menjual sahamnya, saham PNLF sempat turun dan naik hingga mencapai Rp350 di tahun 2015. Namun setelah itu turun kembali. Harga saham PNLF saat ini berada di sekitar Rp210.

Mengapa LKH melepas saham PNLF yang baru naik 2,6 kali? Padahal biasanya ia memperoleh keuntungan minimal sepuluh kali lipat dariinvestasi saham. “Saya menjualnya karena sudah mendapatkan keuntungan yang lumayan. Tidak banyak investor yang bisa mendapatkan keuntungan dari saham PNLF, “ kata LKH. “Sebenarnya perusahaan ini bagus dan murah, tapi entah kenapa harga sahamnya susah naik. Berinvestasi di saham ini butuh kesabaran dan daya tahan.”
Ada kejadian menarik yang dialami LKH saat berinvestasi pada saham PNLF. 

Ketika ia sibuk membeli saham PNLF dalam jumlah besar, direktur perusahaan sekuritas (broker) yang membantu LKH bertransaksi saham PNLF memberi nasehat untuk tidak membeli lagi. “Kata sang Direktur saya sedang “dikerjain”,” kata LKH. Rupanya sang Direktur yang juga teman baiknya itu merasa kasihan kepada LKH. Ia beranggapan membeli saham PNLF adalah sebuah kekeliruan. Namun LKH tidak menghiraukan nasehat tersebut. “Masa membeli saham perusahaan yang bagus dan murah malah dianggap sedang “dikerjain” orang. Bisa membeli saham perusahaan bagus dengan harga murah itu berkah.” LKH terus melanjutkan pembelian saham PNLF, dan ketika harga sahamnya naik barulah LKH berhenti membeli. 

Seperti gurunya, Warren Buffett, dalam membuat keputusan tentang saham, LKH berpikir secara independen. Ia tidak terpengaruh oleh opini orang lain, meskipun ia adalah teman baiknya dan orang yang punya jam terbang tinggi di bursa saham. LKH juga tidak “serakah” untuk menunggu saham PNLF naik sangat tinggi. Ia mengenal baik perilaku saham PNPF yang harganya sulit naik. Maka ketika keuntungan sudah dirasa cukup, ia memutuskan utnuk keluar dari saham PNLF dan mengalokasikan dananya ke saham lain yang lebih prospektif.

Comments

  1. Investasi saham memang harus berani mengambil resiko tapi tidak boleh serakah, keputusan bijak untuk berhenti saat sudah mendapat keuntungan 2,6 kali,

    Info CPNS dan Lowongan Kerja di Indonesia

    ReplyDelete
  2. casino, poker room, blackjack, bingo
    casino, poker casinosites.one room, blackjack, bingo room, blackjack, bingo room, poker room, poker room, poker room, 바카라 사이트 poker room, 1등 사이트 poker goyangfc.com room, https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ poker room,

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

LO KHENG HONG DAN SAHAM BUMI (PART 2)

  Follow my IG: lukas_setiaatmaja IG: hungrystock Minggu lalu kita sudah belajar bagaimana LKH meraup keuntungan dari membeli saham batubara, PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI).   Ia membeli saham BUMI pada Januari 2009, menjualnya 8 bulan kemudian dan menikmati keuntungan 550 persen.  LKH membeli kembali saham BUMI tahun 2012 di harga Rp1.000. Mengapa? “Saya membeli saham BUMI karena mempunyai cadangan batubara yang terbukti sebanyak 3 milyar ton. Berdasarkan Joint Ore reserves Committee,” Jelas LKH. “Saat itu harga batubara adalah sekitar USD 80 per metric ton. Maka kekayaan BUMI adalah USD 240 milyar.” Memang saat itu BUMI adalah eksportir batubara termal terbesar di dunia. Penjualannya pada akhir 2011 adalah USD 4 milyar. Menurut LKH, Rothchild, investor kelas kakap dari Inggris juga berinvestasi di BUMI. Bahkan Borneo, sebuah perusahaan batubara, berhutang ke Standard Chartered USD 1 milyar demi membeli saham BUMI.   Apakah LKH tidak khawatir dengan ut...

LO KHENG HONG DAN SAHAM BUMI (PART 1)

Follow my IG: lukas_setiaatmaja IG: hungrystock Minggu ini kita akan belajar bagaimana LKH mebuat cuan dari berinvestasi pada saham perusahaan batubara. Dua tahun terakhir ini banyak investor/trader saham yang tahu LKH pernah memiliki saham PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI). Maklumlah, LKH mengoleksi BUMI dalam jumlah yang cukup besar dalam jumlah cukup besar. Apalagi setelah saham BUMI turun terus sejak Maret 2013 dan sempat pingsan di harga terendah Rp50 pada periode Agustus 2015 s/d Juni 2016. Mereka sering mengaitkan LKH dengan saham BUMI yang harganya tinggal gocap (Rp50). Saya akan menulis tentang kisah ini minggu depan. Banyak yang tidak tahu bahwa LKH pernah membeli saham BUMI sebelumnya, yakni pada Januari 2009. Mari kita belajar bagaimana LKH memanfaatkan kesempatan yang dilahirkan oleh Krisis finansial global (subprime mortgage crisis) tahun 2008. Harga saham BUMI mulai naik sejak awal 2007 (Rp 900), mencapai puncaknya pada awal Juni 2008 (Rp8.750). Awal 2008 Inde...