Follow my IG: lukas_setiaatmaja
IG: hungrystock
Minggu lalu kita sudah belajar bagaimana LKH meraup keuntungan dari membeli saham batubara, PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI). Ia membeli saham BUMI pada Januari 2009, menjualnya 8 bulan kemudian dan menikmati keuntungan 550 persen.
IG: hungrystock
Minggu lalu kita sudah belajar bagaimana LKH meraup keuntungan dari membeli saham batubara, PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI). Ia membeli saham BUMI pada Januari 2009, menjualnya 8 bulan kemudian dan menikmati keuntungan 550 persen.
LKH membeli kembali saham BUMI tahun
2012 di harga Rp1.000. Mengapa? “Saya membeli saham BUMI karena mempunyai
cadangan batubara yang terbukti sebanyak 3 milyar ton. Berdasarkan Joint Ore
reserves Committee,” Jelas LKH. “Saat itu harga batubara adalah sekitar USD 80
per metric ton. Maka kekayaan BUMI adalah USD 240 milyar.” Memang saat itu BUMI
adalah eksportir batubara termal terbesar di dunia. Penjualannya pada akhir
2011 adalah USD 4 milyar. Menurut LKH, Rothchild, investor kelas kakap dari
Inggris juga berinvestasi di BUMI. Bahkan Borneo, sebuah perusahaan batubara,
berhutang ke Standard Chartered USD 1 milyar demi membeli saham BUMI. Apakah LKH tidak khawatir dengan utang BUMI
yang besar? “BUMI memang punya hutang sebesar USD 5 milyar, tetapi jika
dibandingkan dengan cadangan batubaranya yang besar, utangtersebut terlihat
kecil,” kata LKH.
Namun harga saham BUMI terus turun
akibat turunnya harga batubara. Meskipun demikian, LKH terus membeli saham BUMI,
bahkan ketika harganya menyentuh Rp50. “Ketika harganya Rp 50, saya
menghabiskan sisa uang saya untuk membeli saham BUMI,” kenang LKH. Ia
mengoleksi hingga 1 milyar saham BUMI atau memiliki 2,7 persen dari total 36,6
milyar saham BUMI yang beredar.
Saham
BUMI kemudian “tidur panjang” di harga Rp50 pada periode Agustus 2015 hingga
Juni 2016. Malah, di pasar negosiasi, saham
bumi diperdagangkan dengan harga Rp50. Transaksi harian saham BUMI juga sepi, hanya ratusan ribu
hingga ratusan juta rupiah. Padahal sebelum tahun 2009, BUMI sempat menjadi “saham sejuta umat”
lantaran peminatnya banyak sekali. Transaksi harian saham BUMI saat itu–pun tak pernah sepi.
LK menceritakan pengalamannya saat BUMI
terpuruk. “Ketika harga saham BUMI berada di Rp 50 dan tidak bergerak, sebagian
orang senang. Seperti iklan rokok, senang lihat orang susah dan susah lihat
orang senang,” Kata LKH. Banyak temannya yang berpikir bahwa kali ini LKH kena
batunya. Ketika berjumpa, mereka menanyakan bagaimana kabar saham BUMI yang
dipegang LKH. Ia menjawab dengan santai, “The game is not over yet…”. Kadang ia
menjawab dengan bahasa Mandarin, “Hai yu si wang,” yang artinya masih ada
harapan.
Mengapa
LKH tidak tergoda untuk menjual rugi saham BUMI yang dipegang? “Saya bisa
bertahan untuk tetap memegang saham BUMI karena saya yakin Rp50 adalah harga
tidak wajar alias salah harga.” Dengan jumlah saham beredar sebanyak 36,6 miliar,
nilai pasar ekuitas BUMI hanya sebesar Rp 1,83 triliun.
Dengan asumsi kurs rupiah sebesar Rp 13.000 per dollar, nilai perusahaan BUMI saat harga sahamnya Rp 50 per saham
adalah US$ 135 juta. "Padahal cadangan batubara BUMI 3 miliar ton. Murah, bukan?"
kata LKH. Ia
juga tidak risau dengan penurunan harga tersebut. “Andaikan investasi saya di
BUMI habis-pun, saya masih kaya,” Jelas LKH tanpa bermaksud menyombongkan diri.
Turunnya
harga saham BUMI secara drastis disebabkan oleh 3 hal. Pertama, turunnya
pendapatan BUMI akibat jatuhnya harga barubara hingga mencapai titik terendah di
kisaran USD 41 per metrik ton pada Januari 2016. Kedua, beban utang yang begitu
besar hingga membuat perusahaan kesulitan untuk membayar. Ketiga, tata
kelola korporasi (good corporate governance) BUMI yang kurang baik. Tentang hal
terakhir ini LKH mengakui bahwa ia sempat mengabaikannya. “Karena BUMI memiliki
kekayaan yang luar biasa besar hingga USD 240 milyar, saya mengabaikan aspek
tata kelola dan manajemen yang sangat penting ini.”
Agustus 2016
harga batubara mulai berbalik arah. Tak lama kemudian, BUMI berhasil menyelesaikan proses
penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Lalu pada November 2016, para
kreditur BUMI menyetujui usulan
konversi utang menjadi saham. Melalui skema ini, utang BUMI senilai USD 4,2 miliar akan
berkurang menjadi USD 1,6 miliar. Beban bunga BUMI juga akan berkurang sekitar USD 250
juta setiap tahun. Yang menarik, kreditur BUMI menghargai BUMI Rp926,16 per
saham.
Akibatnya,
harga saham BUMI bergerak naik secara cepat hingga sekitar Rp500. LKH melepas
sekitar 90 persen sahamnya pada harga tersebut. Dengan harga rata-rata
pembelian sekitar Rp300, LKH masih menikmati keuntungan yang cukup besar meski
harus mengalami penurunan harga saham BUMI yang tajam. “Saya mendapat pelajaran
yang sangat berarti dari membeli saham BUMI kali ini. Ilmu saham saya naik ke
tingkat lebih tinggi, dan saya menjadi lebih hati-hati dan pintar,” kata LKH.
“Pelajaran utama yang saya aapat adalah jangan membeli perusahaan yang tata
kelola dan manajemen yang tidak baik.”
Jika kamu ingin membuat kemeja berikut adalah jenis warna kemeja pria yang cocok untuk digunakan
ReplyDeletemerit casino: all you need to know - Curaçao
ReplyDelete› online-casino › merit › online-casino › merit Best online casino, casino games 메리트카지노 3만쿠폰 and sports betting site for Filipino players!