Skip to main content

LO KHENG HONG-THE PHILOSOPHY


Lo Kheng Hong (LKH), investor saham sukses yang sering dijuluki Warren Buffett of Indonesia, kembali meraup keuntungan besar. Ia membeli banyak saham PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI) ketika harganya sedang terkapar di tanah, Rp50,- pada Agustus 2015. Ketika mayoritas investor lain tidak tertarik dan takut mengoleksi saham perusahaan batubara yang pernah menjadi perusahaan dengan nilai terbesar di Bursa Efek Indonesia ini, LKH justru bertindak sebaliknya. Tidak sampai satu tahun, harga saham “sejuta umat” BUMI yang legendaris ini (ia pernah terbang tinggi hingga delapan ribuan rupiah, lalu jatuh kembali ke ratusan rupiah alam waktu sekejap) mulai bergerak naik. Seiring dengan melonjaknya harga batubara dan keberhasilan restrukturisasi utang BUMI, harga saham BUMI meroket, menyentuh Rp500,- pada akhir Januari 2017. Keuntungan hampir 900% diraup hanya dalam waktu beberapa bulan.

Tidak hanya sekali ini LKH meraup keuntungan besar di bursa saham. Ia, misalnya, pernah membeli saham PT. United Tractor, Tbk (UNTR) pada saat Krisis Moneter 1998 dan menjualnya 6 tahun kemudian ketika harganya sudah naik 60 kali lipat! Saya beruntung bisa mengenal dan bersahabat dengan LKH. Sejak 2012, setiap semester LKH rajin berbagi kiat dan pengalaman investasinya kepada mahasiswa di Universitas Prasetiya Mulya. LKH dengan senang hati menerima setiap undangan saya untuk menjadi dosen tamu di kelas Investasi yang saya asuh. Dimata saya, LKH adalah investor saham yang unik. Ketika kebanyakan orang lebih suka memilih menjadi trader saham, yakni sibuk bertransaksi saham secara jam-jaman, harian dan mingguan, LKH memilih menjadi investor saham jangka panjang. Ia secara cermat mencari peluang dari saham-saham yang harganya lebih rendah dari nilai wajarnya (underpriced). LKH punya hobby duduk di taman rumahnya yang asri dan membaca surat kabar bisnis serta laporan keuangan perusahaan. Saat ia merasa telah menemukan saham yang underpriced, ia tidak ragu untuk membelinya, meskipun, seperti pada contoh saham BUMI, harus melawan arus.

Bagi saya, LKH adalah contoh langka di dunia invesitasi saham. Tidak salah jika masyarakat pasar modal menjulukinya Warren Buffett of Indonesia. LKH berpikir dan bergaya hidup mengikuti Warren Buffett, investor saham Amerika serikat yang berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Bagi LKH, Buffett adalah gurunya. Ia memiliki 40-an buku tentang Warren Buffett, yang ia baca berulang-ulang. Ia sampai hafal di luar kepala petuah dan prinsip investasi Warren Buffett. LKH, misalnya, selalu mengikuti prinsip Buffettbe greedy when the others are fearful. Dalam dunia investasi, ini disebut value investing.

Ia juga hidup sederhana seperti Warren Buffett. Mobilnya, misalnya, termasuk merk mewah tetapi sudah tua, harganya setara dengan mobil sejuta umat. Ia juga sangat rendah hati dan berpenampilan bersahaja. Kalau pembaca kebetulan bersua LKH di tempat umum, kemungkinan besar anda tidak menyangka kalau ia kaya raya. Mahasiswa di kelas saya sungguh beruntung bisa belajar wisdom dan praktek investasi dari LKH. Dari persahabatan yang tulus, kami akhirnya sepakat untuk berkolaborasi menyebarkan virus-virus kebaikan, bagaimana menjadi lebih sejahtera melalui investasi saham secara cerdas dan bijaksana. Langkah pertama, saya menambahkan satu bab tentang pengalaman dan strategi LKH di buku kartun investasi “Smiling Investor” saat dicetak ulang tahun lalu. Langkah berikutnya adalah menyusun sebuah buku tentang LKH, kisah hidupnya, strategi dan pengalamannya dalam berinvestasi saham. Sebagian materi buku tersebut akan saya bagi kepada pembaca melalui kolom ini selama beberapa bulan ke depan. Stay tune.

Mengapa LKH memilih jalan saham untuk mencapai kesejahteraan finansial? “Pertama, investor saham bisa menjadi orang terkaya di dunia. Contohnya Warren Buffett. Saya belajar dari dia,” Ujar LKH.
Kedua, pemegang saham berhak atas keuntungan perusahaan. Bayangkan, direksi dan karyawan perusahaan bekerja keras, tapi keuntungannya dinikmati pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Enak kan?,” LKH menambahkan. Bagi LKH, memiliki perusahaan yang labanya besar itu seperti memiliki mesin pencetak uang.

Ketiga, dalam jangka panjang imbal hasil saham lebih tinggi dari instrumen investasi lainnya, seperti obligasi, emas, dan properti. Menurut LKH, ia hanya berinvestasi pada saham. Keempat, investor saham memiliki waktu luang yang relatif lebih banyak. LKH membagi manusia menjadi 4 tipe berdasarkan “waktu” dan “uang”

Tipe pertama,  orang yang punya banyak waktu tapi tidak punya uang. Contohnya, orang pengangguran.Tipe kedua,  orang yang punya banyak uang tapi tidak punya waktu. Yang ini biasanya para pengusaha. Lalu tipe ketiga, orang yang tidak punya waktu dan tidak punya banyak uang. Ini kebanyakan para pegawai perusahaan yang bergaji minimalis.Tipe terakhir, orang yang punya waktu dan punya uang. Tipe inilah yang saya inginkan ketika memutuskan menjadi investor saham secara full time. Orang bilang, time is money. Buat saya, waktu lebih berarti dari uang karena uang bisa dicari, tapi uang tidak bisa mengembalikan waktu.” 

Anda ingin punya waktu dan punya uang? Mari kita belajar dari Warren Buffett melalui LKH.

Comments

  1. saya baca tulisan in menarik dan memiliki kreatifitas yang bagus Jual Elementor Pro

    ReplyDelete
  2. Cotton jepang merupakan bahan kaos yang nyaman dan memiliki kelebihan yang bagus. Yuk simak dan baca artikel tentang kelebihan bahan cotton jepang

    ReplyDelete
  3. Jika kamu sedang membutuhkan alat alat medis ataupun alat kesehatan di daerah Jembrana kamu bisa dengan mudah membelinya di distributor alat kesehatan jembrana lho

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

LO KHENG HONG-FIRST BIG RETURN

Syahdan, ada seorang investor saham bernama Lo Kheng Hong (LKH). Ia berasal dari keluarga yang tidak mampu. Tahun 1989, saat berusia 30 tahun, ia mulai berinvestasi saham sembari bekerja di bank. Tujuh tahun kemudian ia berhenti bekerja dan fokus berinvestasi saham. Kini ia telah sukses, dan dijuluki Warren Buffett of Indonesia. Mari kita belajar sejurus dua jurus dari “pendekar saham” yang rendah hati ini. Ciaaaaat! Jakarta, pertengahan Mei 1998. Gelombang kerusuhan rasial, krisis finansial dan gejolak politik menghanyutkan harga-harga saham di Bursa Efek Jakarta ke titik terendah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah turun sekitar 40% dibanding pada tahun 1997.    Kondisi suram penuh ketidakpastian ini berlanjut hingga 1999. Ketika mayoritas investor kabur dari bursa saham, menjual murah saham mereka secara panik, LKH justru sibuk mencari peluang membeli saham bagus dengan harga super diskon. Ia menganalisis laporan keuangan beberapa perusahaan yang harganya sudah jatuh

LO KHENG HONG DAN ANAK AYAM

Minggu lalu kita sudah belajar dari LKH bagaimana memanfaatkan krisis finansial sebagai batu loncatan untuk kaya. Ternyata krisis memiliki dua sisi: ancaman dan kesempatan. Bagi LKH krisis finansial 1998 membuka peluang untuk membeli saham PT. United Tractor, Tbk (UNTR) dengan harga super murah.  Namun salah jika kita berpikir bahwa saham super murah hanya bisa ditemukan saat krisis finansial. Setidaknya LKH membuktikan bahwa setelah mendapat cuan (profit) luar biasa dari saham UNTR, ia bisa menemukan saham sejenis pada kondisi bukan krisis finansial. Salah satunya adalah saham  PT Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk (MBAI). MBAI adalah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang usaha pembibitan ayam, dengan hasil produk utamanya DOC ( Day Old Chicks ) alias anak ayam yang baru menetas. Mayoritas saham MBAI (sekitar 73 persen) dimiliki oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk (JPFA), perusahaan yang berbisnis pakan ternak hingga daging ayam.  LKH tertarik membeli s

LO KHENG HONG DAN SAHAM PROPERTY

Follow my IG: lukas_setiaatmaja IG: hungrystock  Pembaca tentu masih ingat booming property yang melanda Jakarta dan sekitar di periode 2009 – 2014. Harga property di daerah Alam Sutera, Serpong dan Bintaro melambung tinggi. Harga property selama periode booming tersebut naik rata-rata 30 hingga 40 persen per tahun. Meskipun tidak membeli property, ternyata LKH ikut menikmati keuntungan dari kenaikan harga property. Koq bisa? LKH berinvestasi pada saham perusahaan property. Keuntungan yang ia peroleh di pasar saham bahkan jauh melebihi investor yang membeli property. LKH membeli saham PT. Lippo Cikarang, Tbk (LPCK) sekitar awal Juni 2011 di harga Rp600. Berdasarkan Laporan Keuangan per akhir Maret 2011, nilai buku per saham LPCK adalah Rp853 dan laba bersih per saham (Earnings Per Share) adalah Rp43,75 per kwartal. Jika dihitung setara dengan setahun, laba bersih per saham sekitar Rp175 (dari Rp43,75 dikali 4 kwartal). Dengan harga beli Rp600, Price Earnings Ratio adalah